Bab 67 - Percuma!
‘Senam Bugar Technique’.
Sebuah teknik yang diciptakan Pendeta Tinggi Moon Temple, waktu itu, atau sebut saja Pendekar Pedang Kidal. Walau nama aslinya adalah Lharu Yashura. Orang-orang yang kenal memanggilnya Kakek Lharu. Tapi ada juga yang semenjak dulu memanggilnya Mbah Lharu. Serta pula, yang segenerasi sepertinya seperti Nenek Sari hanya memanggilnya dengan nama Lharu saja. Tapi tentu saja orang-orang tak mengetahui nama Lharu Yashura ini. Itulah sebabnya mereka memanggilnya dengan nama Pendeta Tinggi Moon Temple, waktu itu, sebagian menyebutnya dengan Pendekar Pedang Kidal. Padahal nama aslinya adalah Lharu Yashu—
Pokok intinya, itu adalah skill buff terkuat jaman ini yang diciptakan oleh pahlawan kita semua. Semua petarung veteran dari tujuh benua pun mengakuinya demikian.
Kakek Lharu, legenda mengatakan, banyak membimbing benih-benih Templar berbakat yang menjadi pengikutnya, atau pergi ke kuil lain untuk membasmi kaum okultis sesat. Di antara Templar-Templar itu, banyak yang berbakat, seperti Mr. Takeshi atau Ghuntur... tapi tak ada dari mereka yang berani mengakui diri mereka sebagai murid langsung dari tokoh Kakek Lharu yang legendaris ini, yang dikenal semua orang sebagai Pendeta Tinggi Moon Temple, waktu itu, yang orang-orang terpana dengan gelarnya sebagai Pendekar Pedang Kidal. Tak ada yang menyangka padahal nama aslinya adalah Lharu Yashura. Hanya beberapa orang yang dekat saja yang bisa memanggilnya Kakek Lharu...
Kakek Lharu tak pernah mengangkat murid. Tak pernah benar-benar mengajari seseorang junior dengan menurunkan jurus-jurus rahasianya. Talenta tertinggi di antara anak bimbingannya, Ghuntur pun, hanya bisa mendengar legenda tentang Kakek Lharu dari senior-seniornya. Sama dengan cucunya Jhuro, walau mereka memiliki konflik, dan walau Kakek Lharu selalu mengawasinya, tak pernah ia buka jurus rahasianya pada orang lain.
Sampai saat ini. Seorang bocah lima belas tahun bernama Shira Yashura memperlihatkan ‘Senam Bugar Technique’.
Jadi apa artinya itu?
Apa karena Kakek Lharu mengira ia sudah terlalu tua, sudah bau tanah dan sebentar lagi dikubur, ia menjadi panik dan memberikan jurus rahasianya pada salah satu keturunannya?
Salah!
Bagi siapa yang mengenal temperamen Pendekar Pedang Kidal, Pendeta Tinggi Moon Temple, Kakek Lharu sang legenda ini, akan tahu jika Kakek Lharu memang tak ingin menurunkan jurus rahasianya, ia akan membawa jurus itu ke dalam kuburannya.
“Di antara anak-anak yang dia bimbing, Lharu akhirnya memilih Shira,” desah Nenek Sari melihat Shira senam di tengah-tengah arena.
“Tentu saja,” kata Sect Master Yeela. “Kalau Shira hanya anak muda biasa, gak mungkin sampai segitunya Pendeta Tinggi Moon Temple mengulurkan tangannya.”
Nenek Sari tak berkata apa-apa lagi. Ia mengerti sekarang. Sejak awal Purple Garden Sect sama sekali tak mengincar Keluarga Yashura untuk mendapatkan bantuan Kakek Lharu. Nenek itu mengingat kembali teknik kabut ungu yang dimiliki Shira.
Kabut ungu adalah teknik kebanggaan Purple Garden Sect. Hanya petarung elite wanita mereka yang bisa menguasai teknik ini. Jika Purple Garden Sect tahu tentang kabut ungu Shira, tentu saja Nenek Sari berpikir Purple Garden Sect akan mencari tahu mengapa laki-laki seperti Shira bisa menguasai teknik tersebut.
“Lharu memang sedang pergi,” kata Nenek Sari, menyembunyikan nada peringatan mengintimidasi di suaranya. “Tapi Keluarga Yashura sekarang ini, tetap dilindungi. Purple Garden Sect, atau siapa yang berani memecah kedamaiannya, akan menerima amukan Lharu.”
“Oh, oh! Nenek Sari, tenang saja. Purple Garden Sect gak ada maksud macam-macam untuk Tuan Muda Shira. Ryntia muridku hanya tertarik dengannya, itu saja,” kata Sect Master Yeela sambil tertawa kecil dengan nada manis.
“Dibandingkan dengan istri kedua, aku lebih rela dinikahkan dengan Shira,” kata Ryntia tersenyum kepada Bhela.
“Usiamu berapa tahun lebih tua daripada Shira? Bangga sekali ngomong seperti itu,” semakin lama, Bhela semakin kesal. Tapi Ryntia semakin cekikan, menikmati saat ia menggodai gadis itu.
“Sepertinya Shira sudah selesai,” kata Erin. “Babak kedua bakal dimulai, kan?”
“Mm. Sudah banyak yang gak sabaran,” jawab Sect Master Yeela.
“Shira, apa kamu sudah selesai mengeluarkan skill buff-mu?” tanya si wasit. Sebenarnya ia sendiri tak yakin apa gerakan itu adalah skill buff. Tapi ia adalah wasit, tak ada tempat baginya untuk menghakimi peserta seperti itu.
“Ya. Aku sudah siap,” kata Shira singkat.
Kemudian si wasit menoleh ke arah Frane Blackwood. “Apa masih ada buff lain yang mau kamu keluarkan?”
“Gak ada. Ayo kita mulai saja sekarang,” kata Frane dengan nada tak sabaran.
Ia tak sabar untuk mengalahkan Shira dan membalikkan keadaan lagi!
Shira tak berkata apa-apa untuk membalas. Si wasit pun memberi aba-aba dan mengumumkan:
“Babak kedua, dimulai!”
Seperti sebelumnya, Frane Blackwood yang mengambil inisiatif untuk menyerang.
Tapi kali ini entakkan kakinya lebih kuat dari pada biasanya. Shira merasakan kuda-kuda dan tapakan kaki Frane lebih mantap daripada sebelumnya.
‘Emperor Blessing’, sepertinya reputasi itu bukan omong kosong. Skill buff yang bisa membuat Knight menjadi ganas seperti Berserker. Bukanlah skill yang boleh dipandang sebelah mata.
“SHIRA, MATI KAMU!” raung Frane Blackwood, yang menerima banyak desis tak puas dari penonton. Ini adalah duel biasa, di hadapan banyak orang seperti ini, apa benar Tuan Muda Blackwood itu berani membunuh Shira?
Terjangan Frane sangat luar biasa bertenaga. Itu seperti skill ‘Charge’ milik Berserker, yang membuat momentum serangannya sangat kuat tapi terlalu fokus menerjang dalam garis lurus. Terjangan Knight setelah berada di bawah pengaruh ‘Emperor Blessing’, dengan efek skill ‘Charge’ Berserker, dalam hal ini kurang lebih sama persis.
Tapi sepertinya Frane sama sekali tak mengerti keadaan. Tak bisa belajar dari kesalahan. Jadi hanya ada satu kata dari Shira untuknya:
“Percuma!”
Komentar malas dan dingin itu dilontarkan oleh musuhnya di tengah-tengah terjangan menyerangnya. Bagaimana mungkin Frane bisa tenang, ditambah dengan rasa malunya sejak tadi?
“AAAAAAAARRRGGHHH!!!” pedang Frane bersinar terang, menyilaukan, seperti titisan matahari yang turun ke bumi saat ini. Energi mana yang Frane alirkan ke pedangnya, melebihi kapasitas normal bagi seorang Knight!
“Apa-apaan, Frane adalah seorang Knight, tapi semangat juangnya tak kalah dari seorang Berserker! Luar biasa!” sahut seorang bangsawan yang duduk di situ. Dalam waktu sepersekian detik yang menegangkan itu masih saja ada yang sempat berkomentar.
“Dia adalah Knight berbakat! East Tiramikal Kingdom mendapatkan talenta lagi saat ini,” yang lain pun menyahut juga.
“CIIIIIAATTTT!” teriakan Frane menggema di antara penonton. Serangan Frane kali ini berlipat-lipat lebih dahsyat dari serangan di babak pertama.
Sekarang, apakah Shira bisa menghindari serangan tersebut.
“MATI KAMU SEKARANG BANGSAT!!!”
Frane mengangkat pedangnya yang bercahaya, seperti ia mengangkat matahari dengan kedua tangannya!
“GLOWING SUN STRIKE!!!”
SWIIISH!!!
Silau, serangan dan teriakan Frane yang menyilaukan membuat Shira memejamkan matanya saat serangan itu datang.
Bahkan semua orang menutup mata karena saking silaunya!
“Dia mengeluarkan skill itu!” seru seseorang dengan nada tertekan. Ia adalah Alex Blackwood, Knight dengan level tertinggi di Keluarga Blackwood. Ia tak percaya melihat Tuan Mudanya mengeluarkan skill rahasia yang sangat tabu dikeluarkan dengan mudah seperti ini.
“Serangan apa tadi barusan?” tanya salah seorang terkejut sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan dari serangan Frane yang menyilaukan.
“Apa... apa dia tadi teriak ‘Glowing Sun Strike’?!”
“’Glowing Sun Strike’, jurus rahasia Sir Blackwood! Seorang junior sepertinya menguasai jurus rahasia itu, luar biasa!!!”
“Jurus rahasia ini, dan juga semangat juang Frane Blackwood, membuatnya benar-benar menjadi Knight yang berbakat!” teriak seseorang karena saking bersemangatnya.
“Salah!” sebuah suara yang tak asing menampik komentar itu. Semua orang, yang melindungi wajah mereka dari silau, langsung menoleh ke arah suara itu.
“Itu... Mr. Takeshi!” teriak seorang terkejut. Ia tak terkejut karena yang menampik komentar tadi adalah Mr. Takeshi. Ia terkejut karena...
“Mr. Takeshi sama sekali nggak melindungi matanya. Dia melihat ke arah silau dengan mata terbuka lebar!”
“Luar biasa! Apa silaunya gak membuat Mr. Takeshi jadi sakit mata?!”
“Gak! Aku yakin teriakan Frane tadi membuat kuping terasa sakit dan serangannya yang menyilaukan membuat mata menjadi perih! Tapi Mr. Takeshi... dia bukan manusia biasa!!!”
Semua orang terpaku melihat Mr. Takeshi yang masih menonton dengan mata terbuka lebar, sama sekali tak gentar oleh serangan Frane yang menyilaukan!
“Mr. Takeshi memang hebat. Bahkan dengan teriakan Frane yang menyebalkan dan serangannya yang bikin sakit mata beliau sama sekali nggak bergeming. Masih menonton dengan polosnya! Memang hebat! Luar biasa!”
“Diam, diam semuanya! Mr. Takeshi akan berkomentar lagi! Ambil posisi khidmat semuanya!!!”
Benar sekali. Di tengah-tengah silau yang dihasilkan Frane, Mr. Takeshi akan berkomentar lagi...
“Jika kalian bilang Frane sangat berbakat bisa mempunyai semangat juang seperti itu, kalian salah besar.
“Sejak dulu, empat kelas pendekar, apa saja? Martial Artist, Swordsman, Knight dan Berserker. Itu adalah kelas petarung yang dianggap khusus bagi mereka yang lahir untuk bertempur. Tapi dari empat kelas itu... mereka berbeda!
“Martial Artist dan Swordsman. Mereka memiliki kemampuan masing-masing, seni bela diri yang luar biasa! Tapi walau mereka dilahirkan untuk bertarung, tapi jalan mereka bukanlah jalan yang dipenuhi oleh tumpah darah. Jalan mereka adalah... mengasah seni bela diri mereka setajam mungkin, dan menjadi pendekar nomor satu adalah tujuan mereka!
“Itu berbeda dengan Knight dan Berserker, yang dilahirkan untuk bertarung dan membunuh untuk mendapatkan nama mereka! Jalan kejayaan, untuk mereka, dipenuhi oleh tanah yang berdarah-darah! Tapi jika kalian menyamakan Knight dan Berserker... kalian salah besar!
“Itu karena... walau di medan pertempuran, seorang Knight harus memiliki moral dan semangat juang tinggi untuk melindungi kerajaan mereka dari penjajah, tapi jika Knight itu sudah kehilangan diri pada emosi mereka, berakhir sudah! Mereka bukanlah Berserker yang mengandalkan emosi marah mereka untuk bisa menerjang maju dan melupakan rasa takut akan kematian mereka!
“Seorang Knight adalah pendekar yang memiliki prinsip. Berbeda dengan pendekar lainnya! Jika dia sudah kehilangan prinsip itu... sudah kehilangan disiplin pada dirinya sendiri... saat itulah, Knight itu akan tenggelam dalam jalan buntu yang hanya mengarah pada kekalahannya!”
Semua orang terpaku pada wajah Mr. Takeshi yang terbasuhi oleh cahaya yang sangat menyilaukan.
“Mr. Takeshi... walau dalam keadaan seperti ini... masih bisa berkomentar dengan gagahnya...” gumam seseorang yang merasa terkesan dengan kegagahan Mr. Takeshi.
Waktu yang dinantikan pun tiba. Silau di siang hari itu memudar. Meninggalkan dua pemuda yang saling memunggungi di tengah-tengah arena.
Dua pemuda itu tak bergeming. Frane memiliki sikap tubuh usai menyerang. Sedang Shira, sikap berdirinya, sama sekali tak berubah semenjak awal babak dimulai!
Hening. Semua orang melihat ke tengah-tengah arena duel dengan wajah kebingungan.
Apa yang terjadi?
Apakah Frane berhasil mengalahkan Shira?
Atau Shira berhasil mengelak serangan Frane?
Tapi saat ini, Shira dengan malasnya menolehkan kepala dan melihat Frane dari pundaknya.
“Walaupun kamu sudah teriak-teriak dan bersemangat seperti itu... tapi tetap saja percuma!”
cuusshh!
Darah mencucur tiba-tiba muncul dari pinggang Frane. Dagingnya teriris tebal di situ.
Frane meringis kesakitan, memegang luka di pinggangnya yang sudah mengeluarkan darah segar cair yang tak kunjung berhenti-hentinya mengalir keluar.
Sambil menggertakkan giginya keras, ia melihat ke arah Shira dengan mata yang dipenuhi dengan hawa membunuh.
Walau ia sudah mengeluarkan skill terbaik yang dimiliki Blackwood, tapi di mata Shira, semua itu...
Tetap percuma!