Bab 96 - Keluarga Yashura Kedatangan Tamu

Biasanya menurut adat setempat, bila dua keluarga ingin berbicara tentang hal yang menyangkut tali hubungan seperti ini, wakil dari keluarga pengunjung lebih dulu datang untuk memberitahu keluarga lain tentang tujuan keluarga pertama. Baru kemudian keluarga yang dikunjungi menyiapkan jamuan, yang kecil besarnya tergantung dari topik itu sendiri.

Sedang di sisi lain, demi menunjukkan keseriusannya, keluarga pengunjung akan membawa banyak rombongan bahkan juga penari dan pemusik untuk meramaikan suasana sekaligus menarik perhatian seisi desa.

Kunjungan Keluarga Malikh dua bulan lalu adalah contoh dari adat ini, tentu saja itu bila Keluarga Blackwood tak cari gara-gara waktu itu.

Tapi kali ini, ada yang istimewa saat Keluarga Yashura menjamu tamu-tamunya.

Tamu dari anggota keluarga penting Keluarga Malikh dan Keluarga Elzier datang dengan wajah gembira. Tak ada yang membawa hawa berat yang membuat semua orang gugup. Pria-pria dewasa minum minuman mewah untuk kalangan penduduk desa, diiringi dengan tawa-tawa lebar yang meledak di sela-sela perbincangan mereka. Sedang para ibu-ibu bergosip dengan ceria. Setidaknya, di luar mereka memasang wajah demikian. Namun dengan atmosfer Desa Badril yang sangat kelam beberapa hari ini, siapa yang bisa menebak wajah dalam hati mereka?

Banyak ekspresi yang terlihat alami, di sisi lain banyak pula yang menekuk terpaksa dan sangat kaku. Terutama para sepuh Keluarga Malikh yang sebelumnya bersekongkol dengan Blackwood.

Peristiwa belakangan tentang Blackwood adalah aib yang tak bisa mereka bersihkan dari muka mereka. Bahkan anak-anak Yashura pun enggan memberi hormat saat bertemu kakek nenek pejabat Malikh ini.

Sedang sepuh-sepuh Keluarga Malikh yang kaku karena malu aib masing-masing, sepuh dan anggota Keluarga Elzier banyak yang sebenarnya diam-diam memasang wajah bingung.

Mereka tak tahu apa alasan Kepala Keluarga Elzier tiba-tiba “berteman” dengan Keluarga Yashura. Bila melihat keangkuhan yang mendominasi Keluarga Yashura terhadap rombongan Tatalghia Kingdom seperti pada rumornya, tentu banyak pihak yang tergoda untuk beralih pihak Keluarga Yashura. Tapi Keluarga Elzier, entah dari segi bisnis, pengaruh, prestise, dan kekuatan murni, sama sekali tak berhak mencampuri konflik gila-gilaan seperti ini. Bahkan besar kemungkinan mereka mati tanpa menyadari alasan mengapa keluarga mereka bisa diratakan.

Seorang Dewan Besar Keluarga Elzier sering kali melirik ke arah Kepala Keluarganya, yang hanya dibalas dengan senyum masam. Kepala Keluarga Elzier sendiri tak mengerti alasan bertamu ke Keluarga Yashura kali ini. Tapi ketika menyadari bahwa wanita cantik “Instruktur” Yeela yang membawa anak gadisnya bersekolah dulu ternyata adalah Sect Master dari sebuah sekte besar, pria itu langsung berlutut memberi hormat pada wanita itu waktu itu, sekaligus juga pada anaknya yang akan menjadi calon dari sekte tersebut.

Ia melihat istrinya yang mengenakan baju mewah berwarna cerah dan banyak perhiasan emas di seluruh tubuhnya. Berbaur sangat akrab sekali dengan ibu-ibu yang lain dari Keluarga Yashura. Bahkan ia sempat akrab dan berbincang dengan nada main-main dengan Pangeran Edicha, yang ikut memeriahkan acara jamuan kali ini. Kepala Keluarga Elzier hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat suasana lepas di sekelilingnya.

Kemudian Kepala Keluarga Elzier melihat ke arah anak gadis pertamanya, Ryntia. Yang tengah duduk bersama guru dan tiga adik seperguruannya.

Wanita muda itu mengenakan gaun yang digunakan oleh ibunya dulu saat ayahnya melamar. Sedang Erin mengenakan gaun mewah layaknya gadis bangsawan.

Tak seperti kunjungan sebelumnya, Bhela Malikh dan Lyla Blackwood berpenampilan kasual. Bhela diam-diam bersyukur tak harus lagi memakai pakaian ketat yang memamerkan lekuk tubuhnya. Waktu itu saat Keluarga Blackwood masih menjadi parasit di keluarganya para sesepuh yang gemuk menerima suap selalu memaksa Bhela berdandan dan berpakaian seksi ini itu. Hanya sekedar untuk memuaskan mata orang-orang. Sekarang saat Nenek Sari selalu memanjakannya dan juga Lyla, tak ada yang berani berkomentar apa-apa saat Bhela mempresentasikan dirinya.

Tapi tetap saja, mereka tetap menjadi perhatian. Entah dari guru hingga murid termuda, Lyla, semuanya adalah perempuan cantik yang sedap dipandang mata. Banyak pria beristri dan anak-anak muda yang tak bisa melepaskan mata dari arah mereka.

“Nyonya Sect Master, maaf bila jamuan kami seadanya. Bila pihak Elzier atau Malikh memberitahukan niat Anda-Anda sekalian untuk bertamu, kami pasti bakal menyembelih sapi sebelumnya,” kata Shuro Yashura sambil melembutkan wajah kerasnya yang mirip bandit serendah-rendahnya, seperti ia adalah pelayan yang membungkukkan badan dan menunggu perintah tuannya.

“Tuan Shuro gak perlu minta maaf. Kami hanya ingin mempererat tali silaturahmi saja dan membicarakan satu dua hal tentang rencana tiga keluarga ke depannya,” suara Sect Master Yeela sangat merdu di dengar, senyumnya pun lebih indah ketimbang bunga yang bermekaran musim semi ini, membuat para istri diam-diam menaruh rasa dengki pada wanita yang mencuri hati suami mereka ini.

“Tapi tetap saja, kami gak menyangka acara mempererat tali silaturahmi ini bakal membawa rombongan sebanyak ini,” ujar Shuro Yashura sambil mengeluarkan tawa dangkal.

Sebagai tuan rumah, Keluarga Yashura hampir saja tak bisa memberikan jamuan yang memadai untuk rombongan dari Keluarga Elzier, Keluarga Malikh, serta beberapa keluarga lain yang berani mengekor dari belakang berharap kecipratan rezeki.

Mengingat banyak para koki dan pelayan Keluarga Yashura yang mengundurkan diri, bila Keluarga Yashura tak memiliki kepala pelayan yang sangat kompeten seperti Yulong, barangkali Shuro hanya bisa bersujud-sujud meminta maaf kepada tamunya yang ia biarkan kelaparan.

Ryntia dengan sikap manis dan patuh menerima sinyal dari gurunya. Ia pun membuka bibirnya yang tipis dan cantik untuk bertanya tentang Shira Yashura.

Mendengar nama keponakannya disebut, Shuro hanya bisa menggeleng-geleng pasrah tak tahu ke mana anak itu pergi. Ia hanya berharap Yulong cepat-cepat menemukannya sebelum para tamu kebosanan menunggu.

Dari pertanyaan yang sama terus-menerus tentang Shira semenjak tadi, Kepala Keluarga Yashura itu tahu bintang acara kali ini adalah Shira. Perbincangan utama tak akan berjalan tanpanya.

Sebenarnya, Purple Garden Sect tahu di mana Shira berada sekarang. Regu Purple Bloom Agent memonitor gerakan Shira selama dua puluh empat jam penuh. Tapi tetap Ryntia menanyakan hal itu untuk menunjukkan secara implisit niat mereka pada kunjungan kali ini.

Sedang di tempat lain, seorang gadis nampak gugup setiap kali mendengar nama Shira. Ia adalah Lyla Blackwood. Momon dengan patuh tak melompat-lompat dalam dekapannya.

Bhela yang duduk di sebelah Lyla tak mengerti mengapa gadis ini sangat gugup sekarang. Ia mengelus lembut punggungnya, bertanya sambil berbisik di sebelah telinganya, tapi Lyla tetap diam mengelak.

Sect Master Yeela duduk tak jauh dari tempat mereka. Ia pun, bersama Nenek Sari, melihat kegugupan Lyla yang tak wajar. Biasanya anak ini sangat riang dan ceria walau di tempat-tempat ramai seperti ini. Namun belakangan sifatnya sedikit agak tertutup. Nenek Sari mengerutkan alisnya, tapi Sect Master Yeela tahu alasannya.

Jadi wanita itu hanya mendesahkan napas panjang. Bila tak ada kecelakaan antara Shira dan Lyla waktu itu Sect Master Yeela tak akan segan-segan mengantarkan proposal nanti ke Keluarga Yashura secepatnya. Tapi sekarang situasinya berbeda. Ia mengira sebelumnya, dengan menunda sedikit waktu kunjungan ini, rasa tak nyaman Lyla akan meluntur. Jadi tak akan muncul kecanggungan di antara mereka nantinya.

Kemudian semua orang melihat sosok Yulong kembali melayani tamu. Beberapa dari mereka langsung tahu Shira sudah kembali dipanggil. Yulong berbisik kepada Shuro, mengatkaan Shira sedang mandi dan bersiap-siap untuk menghadap tamu penting kali ini. Shuro mengangguk, memberitahukan kepada tamunya yang menunggu tentang apa yang baru saja dibisikkan oleh Yulong dan rombongan Sect Master Yeela pada mengangguk mengetahui.

Beberapa puluh menit menunggu, mereka sama sekali tak melanjutkan perbincangan. Shuro dan tamu penting sibuk berbincang tentang hal-hal sepele seputar kehidupan di Desa Badril, walau semuanya tampak menghindari topik Tatalghia Kingdom seperti hal yang tabu.

Sebenarnya, Shira sudah datang ke acara jamuan itu. Tapi tak ada yang menyadari kehadirannya. Yulong hanya berkata ia harus hadir kali ini. Jadi saat ia masuk ke ruangan yang isinya orang-orang sibuk berinteraksi satu sama lain, seperti hantu, ia berjalan menuju pojok ruangan tanpa ada mata yang mengawasi lalu duduk seorang diri.

Karena itu acara menjadi melar. Hingga sampai Shuro menyuruh Yulong untuk mencari Shira lagi, baru semuanya melihat pemuda bertangan satu itu berjalan dengan langkah yang kaku dan ragu-ragu.

Shira duduk di sebelah Shuro, menandakan ia adalah anggota penting kali ini.

Saat ia mengambil duduknya, pemuda itu memindai ruangan dengan matanya yang malas. Sect Master Yeela, bersama para muridnya, serta Nenek Sari, duduk satu grup menghadap anggota penting Keluarga Yashura. Di Keluarga Elzier, hampir semua anggota utama mereka hadir di sini. Shira melihat di kejauhan sosok pucat Bony yang menikmati kue hidangan. Kemudian di Keluarga Malikh ia juga melihat orang-orang penting, terutama ayah dan ibu Bhela.

Ghalim, ayah Bhela, walau kondisinya masih tidak fit, tetap memaksakan diri untuk menghadiri acara ini. Ia tahu dari neneknya Nenek Sari bahwa acara ini sangat penting untuk Kepala Keluarga sepertinya tak sanggup menunjukkan batang hidungnya.

Terasa semua yang harusnya hadir, menunjukkan diri saat ini.

Melihat Shira sudah beradaptasi di tempat duduknya, Sect Master Yeela tersenyum dan mengganti topik perbincangan.

“Ada yang bilang seorang pemuda yang ditakdirkan sebagai pahlawan punya kualitas auranya tersendiri. Shira Yashura, saat aku bertemu dengan anak muda sepertimu, baru aku benar-benar paham ucapan seperti itu.”

Shira hanya diam dan tak sadar mengangguk kecil ketika mendengarnya. Ia menerima pujian Sect Master Yeela walau pribadi tak berpikir dirinya pantas disandangkan memiliki kualitas aura seorang pahlawan yang dimaksud.

Shira Yashura, belakangan ini, hanya berpikir dirinya adalah anak muda yang kurang memiliki motivasi. Takdir dan rencana orang-orang agung serta berkuasa menaruh banyak cerita tambahan dan omong kosong yang membuat hari-hari santainya berantakan seperti belakangan ini. Walau pada dasarnya ia tak aktif melakukan banyak hal berarti yang membuat ceritanya bergerak layaknya pahlawan pada cerita umumnya.

Jadi karena responsnya sangat pasif, pamannya Shuro lah yang tertawa sambil mengiya-iyakan ucapan Purple Garden Sect.

Ryntia Elzier, dari samping, cekikik manis sambil berkedip-kedip ke arah Shira dan berkata. “Performa Tuan Muda Shira saat duel melawan Tuan Muda Blackwood waktu itu benar-benar membuat hati gadis menjadi meleleh karena saking kerennya,” kemudian wanita muda itu melepaskan tawa sambil menutup mulutnya.

Shira merasakan tatapan genit Ryntia yang membuatnya tersenyum canggung. Mendengar sikap angkuhnya waktu duel itu benar-benar membuat Shira ingin menggali tanah dalam-dalam dan menyembunyikan wajahnya.

“Kalau aku gak punya rencana sebelumnya pasti aku juga bakalan jadi penggemar Tuan Muda Shira,” tambah Erin yang duduk di sebelah Ryntia menggodai.

Semua ucapan yang menggodainya membuat Shira merundukkan kepala dan mengusap-usap hidungnya. Shuro hanya tertawa lebar melihat keponakannya sangat rapuh diserang oleh wanita-wanita muda nan cantik ini.

Kemudian semua yang duduk di sekitar itu melihat ke arah Bhela. Entah secara tak sadar mereka berpikir, dari Ryntia murid Sect Master Yeela pertama, pindah ke Erin, hingga kini giliran Bhela Malikh yang membuka mulutnya.

Bhela sendiri mengerti apa maksud dari mata-mata yang melekat pada dirinya. Jadi ia mengangkat wajahnya, melihat Shira, dan berkata, “Tuan Muda Shira menunjukkan kemampuannya waktu itu. Tapi sayang karena gak melihat jalan kaki malah kepleset dalam lubang. Badan sendiri yang malah jadi binasa.”

Seperti biasanya, Bhela tak segan-segan mengeluarkan kritikannya yang tersimpan di kepalanya. Nadanya sama seperti sebelumnya. Malah kali ini ia langsung merujuk tangan kanannya yang terpotong, tepat sasaran menggarami luka Shira yang segar menganga. Dalam pikirannya, anak muda ini bersikap terlalu congkak entah saat mereka bertemu di kaki gunung sebelumnya sampai ia melihat Shira berduel dan kehilangan tangannya di acara duel waktu itu.

Hawa dingin menyeruak dari tubuh gadis itu. Ia melihat Shira seperti melihat seorang kriminal yang tak jera-jeranya melakukan kesalahan dengan dagu terangkat ke atas.

Shira pun hanya bisa mengusap-usap belakang lehernya. Bhela, kamu itu sejak dulu adalah tunanganku. Apa gak bisa dikit aja kamu pura-pura baik padaku di depan orang-orang?

“Aku lagi sial hari itu,” Shira hanya bisa membalas pasrah dan menyerah di depan tunangannya yang selalu bersikap seperti ratu es ini.

Mendengarnya Bhela tak membuka mulutnya lagi. Ia tak mau dicap sebagai gadis yang suka mengomel oleh orang-orang.

Giliran berikutnya, Lyla tak berkata apa-apa. Tak sengaja matanya yang bulat besar bertemu dengan mata Shira. Dua-duanya langsung membuang pandangan mereka. Dalam hati Shira hanya bisa mengata-ngatai dirinya yang sudah bodoh membiarkan dirinya mencium gadis tersebut waktu mereka berdua hari itu.

Banyak mata, karena tadinya memang sudah memperhatikan mereka, menangkap gerik canggung Shira dan Lyla. Membuat sebuah pertanyaan muncul di benak masing-masing.

Nenek Sari juga merasakannya. Belakangan ini ia sudah melihat Lyla memiliki beban pikiran yang membuatnya bersikap canggung saat setiap kali mendengar nama Shira atau Keluarga Yashura. Tapi pada saat itu, ia berpikir hal ini ada sangkut pautnya dengan sikap kurang ajar Shira memanfaatkan Momon yang selalu berada di samping Lyla. Tapi karena Lyla sama sekali tak melepaskan Momon dari dekapannya, Nenek Sari hanya mengerutkan sebelumnya.

Jadi karena itu tak ada yang meminta Lyla untuk berkata apa-apa. Sect Master Yeela langsung mengangkat topik yang tak diduga-duga sebelumnya.

“Banyak sekali pahlawan yang semenjak muda adalah pria sejati. Mereka meminang banyak gadis-gadis cantik dan kompeten untuk menunjukkan prestisenya,” saat ia berkata demikian, sengaja Sect Master Yeela melirik ke arah Shira.

“Ah, iya. Kehidupan seperti itu benar-benar mimpi semua laki-laki,” Shuro tertawa riang meresponsnya.

“Hanya laki-laki tulen yang berani menyanggupi kebutuhan fisik dan batin dua tiga perempuan sekaligus,” tambah Sect Master Yeela sambil senyam-senyum.

“Haha,” tawa yang sopan terdengar di sekelilingnya

Poligami, di Benua Tiramikal, walau adalah hal yang tak nyaman dibicarakan dalam obrolan beradap namun praktiknya tidaklah setabu yang dikira. Banyak laki-laki, terutama yang memiliki jabatan penting dan kekuasaan yang mencukupi, mengambil banyak istri dan selir untuk memuaskan hati sekaligus menunjukkan kejantanannya. Bahkan wanita pun, bila memiliki cukup otoritas dan kekuatan, tak malu-malu menggandeng banyak laki-laki muda tampan sebagai suami sahnya.

Tapi jika membicarakan poligami, saat diskusi hendak condong ke seorang pemuda yang sama sekali tak tahu apa-apa soal perempuan seperti Shira, benar-benar membuat keadaan menjadi canggung.

“Jadi benar mereka datang ke sini untuk membicarakan itu,” Shira mendesahkan dalam hatinya menyesali sesuatu. Hatinya terasa berat ketika tahu ia ingin hidup nyaman tapi orang-orang selalu menaruh beban di punggungnya.

Dan benar saja, hal yang Shira khawatirkan, akhirnya muncul juga.

Di depan perhatian semua orang, Sect Master Yeela dengan sebuah senyum lembut dan polos berkata. “Ini muridku, Ryntia Elzier, bakal mewarisi takhta Sect Master yang kupegang suatu hari nanti. Tapi sebagai wanita muda hatinya selalu bimbang saat melihat tanggung jawab yang menunggu di cakrawala nanti. Jadi sebagai mentor, aku ingin meredakan keresahan hati muridku.

“Walau sebelumnya para Sect Master Purple Garden Sect adalah wanita-wanita yang menjaga kesucian mereka, tapi sebenarnya hal itu bukanlah hukum mutlak yang harus dipenuhi oleh calon penguasa sekte kami.

“Faktanya, ribuan tahun yang lalu, beberapa Sect Master memilih menikah dengan pahlawan-pahlawan hebat. Bukan karena para Sect Master sebelumnya hanya ingin memuaskan rasa sepi hati mereka. Melainkan mereka memilih menikah karena melihat prospek sekte puluhan tahun, bahkan ratusan tahun ke depan.

“Jadi, pas saat aku melihat Tuan Muda Shira berdiri di atas panggung duel waktu itu, aku gak bisa mencegah diriku untuk membandingkannya dengan pahlawan-pahlawan yang membuat pendahuluku melirikkan mata. Benar-benar pemuda yang mengerti tentang bagaimana menghadapi pertarungan dengan gagah berani, bahkan aku sangat salut pdanya.

“Jadi aku merenungkan sekali lagi keresahan hati muridku Ryntia, berkesimpulan... barangkali ini adalah waktu yang tepat untuk kami Purple Garden Sect merendahkan ego dan kebanggaan diri untuk prospek ratusan tahun ke depan.”

Para tamu saling memandangi satu sama lain ketika mendengar ucapan Sect Master Yeela yang berputar-putar. Tapi beberapa dari mereka, memasang wajah serius. Mereka sadar peristiwa penting akan datang pada saat ini.

Dan Sect Master Yeela pun melanjutkan.

“Aku sudah berbicara dengan pihak Keluarga Malikh yang memiliki hubungan dengan Yashura sebelumnya. Kami sangat bahagia ketika pihak Malikh menganggukkan kepala tentang rencana kami. Sekaligus sebagai wali dari Ryntia Elzier yang sah, serta izin dari Keluarga Elzier...

“Kami dari Purple Garden Sect ingin membicarakan kemungkinan tentang pernikahan Tuan Muda Shira, sebagai penerus Keluarga Yashura, dan juga Ryntia Elzier, sebagai penerus sekte.”

Keadaan menjadi benar-benar hening saat itu. Bahkan suara napas pun jelas terdengar karena saking heningnya.